Thursday, November 15, 2012
LAGI LAGI GAG PUNYA JUDUL
Aq ingin smw yg hadir dalam jiwa q adalah hak mu yg akan menjadi pemacu dalam kisah hidup yg qta jalani sehari-hari karena aq cinta qmu.. Aq juga ingin hadirq adalah kekayaanmu yg sempurna karena di dalamnya ada pernak pernik sayangku bwt qmu.. Dalam suka duka dunia cinta aq ingin engkau juga paham akan semburan lava cinta yg sewaktu waktu biza dahsyat menghujani seluruh jiwamu.. Selangkah demi selangkah semua ingin dalam janji kisah cinta yg qta jalani akan ringan terasa karena kau hadir saat tepat ujung jarum asmara menusuk jantung hatiku...
JUDUL YANG HILANG
Tabir hidupmu adalah sebuah pengorbanan yg berat buatq ungkap tapi aq harus melakukannya agar aku tau apakah aq ada di balik tabir itu.. Satu persatu akan q buka tirainya, sati persatu akan q susun di dalam jiwa ini, aq tidak akan menyerah buat melakukannya hingga kutemukan asa tertulis namaku di dalamnya, aku juga tidak akan melepaskanmu jika asa itu ada dan tercipta untukku... Terima kasih buatmu karena engkau izinkan aku membuka tabirmu karena sebenarnya di antara qta sudah tercipta sebuah asmara yg damai...
Wednesday, May 30, 2012
.....
Pemerintah udah arogan dan kapitalis,
besok akan diterapkan skema sms
berbayar dg tarif dasar,jadi tdk ada lg
bonus sms maupun paket sms
sepuasnya ke semua operator, maka
kalau pengen sms ga bsa puas puas
lg,mesti ada pulsa untuk bsa sms,dulu
sms 3 kali bsa dpt b0nus ampe
puluhan sms, mulai besok peraturan
semua itu akan dihapuskan.. Siap siap
aja ngisi pulsa terus tiap hari jika
pengen sms an terus, Terimakasih
pemerintah indonesia yg telah
menyengsarakan rakyat kecil,ingatlah
kami di tiap daerah bisa berbuat
seperti di timor timur yaitu bikin
negara sendiri dan berpisah dari
indonesia jika pemerintah terus arogan
dan kapitalis. Shiit...
Monday, May 28, 2012
AQ DAN RASA YG Q PUNYA
Haruskah semua berakhir pada takdir,
yang tak
pernah bahkan tak mau aku ukir,
di kehidupan penuh penantian akan
hadirnya
suatu kebahagian,
bukan cinta yg aku pinta bukan pula
rasa yg
aku punya tapi kepastian akan sebuah
perjanjian yg terucap atas apa
harap,bukan
sekedar berkata yg tak bemakna,
bukan pula berjanji namun tak pasti,
kegundahan di kegelisahan dalam
redup sayup
kepedihan yang tak pula
berkesudahan, di
kehidupan hanya da bias-bias
keindahan yang tak pernah bahkan
mungkin takan bisa kita
rasakan jika hanya berteman dengan
kebodohan
dan kebohongan, Hanya dengan
nurani kita dapat mawas diri
berkaca pada pengalaman berubah
untuk masa
depan demi meraih suatu kebahagian
sebuah
kebanggan, untuknya aku berucap dan
untuk
ku aku bersikap,
Demi satu yang di tuju demi masa lalu
yang teramat sangat ingin aku
tinggalkan lupakan
hapuskan selamanya sampai nanti
sampai ku
kembali dengan diri ku yg lebih
berarti.Semua
rasa yang ku punya smua kata penuh
makna
yang ku rasa ku coba smapaikan walau
hanya
dalam sbuah tulisan,aku ingin dia ada
untuk ku menggoreskan lukisan2
kebahagian di
kehidupan q yang sendiri tuk di
miliki,jangan da
palsu jika memang benar aku untuk
mu,semua
kini seakan mimpi dalam kehidupan ku
seperti
terlahir kembali,aku bukan yang
dlu,aku tak
mau lagi tertipu dengan semua
kepalsuan dan kebohongan,aku ingn
kembali teruntuk
mencintai dia yang kini ada
slmanya.......slama
dya bicara dalam kejujuran ku kan setia
untuknya...
Wednesday, May 23, 2012
HANYA SEKEDAR CERITA
Seorang anggota DPR terkenal yg play
boy tiba2 mendapat telepon pd siang
hari……
“Selamat Siang…….
Bapak anggota DPR yg terhormat….,”
Terdengar suara wanita di HP….
“Selamat Siang bu,”jawab anggota
DPR. ” Bisa tahu dgn siapa ini sy
bicara?”
“Pak, kita pernah tidur bersama,
saya ada buat videonya lho……
Saya minta Rp 5 milyar, kalau tidak
akan saya beberkan ke media.”
Ancam wanita diseberang HP……
“Dengan nafas ketakutan anggota DPR
itu menawar Rp 3 milyar……”
“OK deh, untuk kali ini,”
Jawab wanita di seberang telepon.
Setelah kurir wanita
menerima uang 3 M, si wanita
menelepon,:
“Terima kasih,Pak!!!!!
Uang anda sudah diterima baik
dengan selamat dan tidak kurang.”
Anggota DPR yg masih bingung
bertanya:
“Maaf sayang, Anda ini siapa ya?
Kita pernah tidur bersama di mana
ya ?”
“Kan di ruang sidang, Pak,
masa lupa????
Saya juga anggota DPR,lho…..
Kita sama2 tertidur waktu
mendengarkan pidato Presiden bulan
lalu.”
Jawab perempuan tersebut sambil
menutup HP…….
SEORANG ISTRI YG DIMARAHI SUAMINYA ITU TERLAKNAT
SEORANG ISTRI YANG DIMARAHI
SUAMINYA ITU TERLAKNAT
Seorang wanita mengadu kepada
ayahnya sambil menangis, "Wahai
ayahku, semalam aku sempat
bersitegang dengan suamiku. Ia marah
karena merasa tersinggung oleh salah
satu ucapanku. Menyadari akan
kemarahannya, aku pun menyesali apa
yg telah aku perbuat, lalu aku meminta
maaf kepadanya. Namun, dia tetap
belum mau berbicara denganku dan
terus memalingkan wajahnya dariku.
Maka, aku terus berupaya merayunya
dengan kemanjaan dan kelembutanku
hingga ia tertawa ceria dan kembali
menerimaku. Aku Takut Tuhanku
mengambil nyawaku pada saat-saat
diriku berada dalam kemarahan
suamiku".
Sang ayah pun berkata, "Wahai putriku.
Demi Dzat yang jiwaku di tangan-NYA,
jika engkau meninggal dunia sebelum
ia meridhaimu, maka aku pun tidak
akan ridha kepadamu. Bukankah
engkau mengetahui bahwa seorang
perempuan yang dimarahi suaminya
itu terlaknat sebagaimana dikatakan
dalam Taurat, Injil, Zabur dan AL-
Quran. Bahkan, bukankah kemarahan
suami itu bisa mempersulit sakratul
mautnya dan mempersempit
kuburannya. Maka beruntunglah
seorang wanita yang suaminya selalu
tenteram dan rela kepadanya".
(Menjadi Wanita Paling Bahagia, 2007
Monday, May 21, 2012
Kisah Mengharukan : Ayah..!! Maafkan dita..
Sepasang suami isteri - seperti
pasangan lain di kota-kota besar
meninggalkan anak-anak diasuh
pembantu rumah sewaktu bekerja.
Anak tunggal pasangan ini, perempuan
cantik berusia tiga setengah tahun.
Sendirian ia di rumah dan kerap kali
dibiarkan pembantunya karena sibuk
bekerja di dapur. Bermainlah dia
bersama ayun-ayunan di atas buaian
yang dibeli ayahnya, ataupun memetik
bunga dan lain-lain di halaman
rumahnya.
Suatu hari dia melihat sebatang paku
karat. Dan ia pun mencoret lantai
tempat mobil ayahnya diparkirkan,
tetapi karena lantainya terbuat dari
marmer maka coretan tidak kelihatan.
Dicobanya lagi pada mobil baru
ayahnya. Ya, karena mobil itu bewarna
gelap, maka coretannya tampak jelas.
Apalagi anak-anak ini pun membuat
coretan sesuai dengan kreativitasnya.
Hari itu ayah dan ibunya bermotor ke
tempat kerja karena ingin menghindari
macet. Setelah sebelah kanan mobil
sudah penuh coretan maka ia beralih
ke sebelah kiri mobil. Dibuatnya
gambar ibu dan ayahnya, gambarnya
sendiri, lukisan ayam, kucing dan lain
sebagainya mengikut imaginasinya.
Kejadian itu berlangsung tanpa
disadari oleh si pembantu rumah.
Saat pulang petang, terkejutlah
pasangan suami istri itu melihat mobil
yang baru setahun dibeli dengan
bayaran angsuran yang masih lama
lunasnya. Si bapak yang belum lagi
masuk ke rumah ini pun terus
menjerit, "Kerjaan siapa ini !!!" ....
Pembantu rumah yang tersentak
dengan jeritan itu berlari keluar. Dia
juga beristighfar. Mukanya merah
padam ketakutan lebih2 melihat wajah
bengis tuannya. Sekali lagi diajukan
pertanyaan keras kepadanya, dia terus
mengatakan ' Saya tidak tahu tuan ..."
"Kamu dirumah sepanjang hari, apa
saja yang kau lakukan?" hardik si isteri
lagi.
Si anak yang mendengar suara
ayahnya, tiba-tiba berlari keluar dari
kamarnya. Dengan penuh manja dia
berkata "Dita yang membuat gambar
itu ayahhh.. cantik kan!" katanya sambil
memeluk ayahnya sambil bermanja
seperti biasa.
Si ayah yang sudah hilang kesabaran
mengambil sebatang ranting kecil dari
pohon di depan rumahnya, terus
dipukulkannya berkali2 ke telapak
tangan anaknya. Si anak yang tak
mengerti apa apa menagis kesakitan,
pedih sekaligus ketakutan. Puas
memukul telapak tangan, si ayah
memukul pula belakang tangan
anaknya.
Sedangkan Si ibu cuma mendiamkan
saja, seolah merestui dan merasa puas
dengan hukuman yang dikenakan.
Pembantu rumah terbengong, tidak
tahu harus berbuat apa... Si ayah
cukup lama memukul-mukul tangan
kanan dan kemudian ganti tangan kiri
anaknya.
Setelah si ayah masuk ke rumah diikuti
si ibu, pembantu rumah tersebut
menggendong anak kecil itu,
membawanya ke kamar. Dia
terperanjat melihat telapak tangan dan
belakang tangan si anak kecil luka2 dan
berdarah. Pembantu rumah
memandikan anak kecil itu. Sambil
menyiramnya dengan air, dia ikut
menangis. Anak kecil itu juga menjerit-
jerit menahan pedih saat luka2nya itu
terkena air.
Lalu si pembantu rumah menidurkan
anak kecil itu. Si ayah sengaja
membiarkan anak itu tidur bersama
pembantu rumah. Keesokkan harinya,
kedua belah tangan si anak bengkak.
Pembantu rumah mengadu ke
majikannya.
"Oleskan obat saja!" jawab bapak si
anak.
Pulang dari kerja, dia tidak
memperhatikan anak kecil itu yang
menghabiskan waktu di kamar
pembantu. Si ayah konon mau
memberi pelajaran pada anaknya. Tiga
hari berlalu, si ayah tidak pernah
menjenguk anaknya sementara si ibu
juga begitu, meski setiap hari bertanya
kepada pembantu rumah.
"Dita demam, Bu"...jawab
pembantunya ringkas.
"Kasih minum panadol aja ," jawab si
ibu.
Sebelum si ibu masuk kamar tidur dia
menjenguk kamar pembantunya. Saat
dilihat anaknya Dita dalam pelukan
pembantu rumah, dia menutup lagi
pintu kamar pembantunya.
Masuk hari keempat, pembantu rumah
memberitahukan tuannya bahwa suhu
badan Dita terlalu panas. "Sore nanti
kita bawa ke klinik.. Pukul 5.00 sudah
siap" kata majikannya itu.
Sampai saatnya si anak yang sudah
lemah dibawa ke klinik. Dokter
mengarahkan agar ia dibawa ke rumah
sakit karena keadaannya susah serius.
Setelah beberapa hari di rawat inap
dokter memanggil bapak dan ibu anak
itu.
"Tidak ada pilihan.." kata dokter
tersebut yang mengusulkan agar kedua
tangan anak itu dipotong karena
sakitnya sudah terlalu parah dan infeksi
akut...
"Ini sudah bernanah, demi
menyelamatkan nyawanya maka kedua
tangannya harus dipotong dari siku ke
bawah" kata dokter itu.
Si bapak dan ibu bagaikan terkena
halilintar mendengar kata-kata itu.
Terasa dunia berhenti berputar, tapi
apa yang dapat dikatakan lagi. Si ibu
meraung merangkul si anak. Dengan
berat hati dan lelehan air mata
isterinya, si ayah bergetar tangannya
menandatangani surat persetujuan
pembedahan.
Keluar dari ruang bedah, selepas obat
bius yang disuntikkan habis, si anak
menangis kesakitan. Dia juga
keheranan melihat kedua tangannya
berbalut kasa putih. Ditatapnya muka
ayah dan ibunya. Kemudian ke wajah
pembantu rumah. Dia mengerutkan
dahi melihat mereka semua menangis.
Dalam siksaan menahan sakit, si anak
bersuara dalam linangan air mata.
"Ayah.. ibu... Dita tidak akan
melakukannya lagi.... Dita tak mau lagi
ayah pukul. Dita tak mau jahat lagi...
Dita sayang ayah..sayang ibu.", katanya
berulang kali membuatkan si ibu gagal
menahan rasa sedihnya.
"Dita juga sayang Mbok Narti.." katanya
memandang wajah pembantu rumah,
sekaligus membuat wanita itu
meraung histeris.
"Ayah.. kembalikan tangan Dita. Untuk
apa diambil.. Dita janji tidak akan
mengulanginya lagi! Bagaimana
caranya Dita mau makan
nanti?...Bagaimana Dita mau bermain
nanti?... Dita janji tidak akan mencoret2
mobil lagi, " katanya berulang-ulang.
Serasa hancur hati si ibu mendengar
kata-kata anaknya. Meraung2 dia
sekuat hati namun takdir yang sudah
terjadi tiada manusia dapat
menahannya. Nasi sudah jadi bubur.
Pada akhirnya si anak cantik itu
meneruskan hidupnya tanpa kedua
tangan dan ia masih belum mengerti
mengapa tangannya tetap harus
dipotong meski sudah minta maaf...
Tahun demi tahun kedua orang tua tsb
menahan kepedihan dan kehancuran
bathin sampai suatu saat Sang ayah
tak kuat lagi menahan kepedihannya
dan wafat diiringi tangis penyesalannya
yang tak bertepi, Namun si Anak
dengan segala keterbatasan dan
kekurangannya tsb tetap hidup tegar
bahkan sangat sayang dan selalu
merindukan ayahnya..
Terkadang kita terlalu membanggakan,
terlalu sayang akan barang-barang
yang kita miliki melebihi kasih sayang
kita terhadap anak maupun keluarga
kita sendiri. Semoga cerita ini dapat
menjadi refleksi pribadi dalam hidup
berkeluarga.
............
Kita BERKENALAN secara tak sengaja,
adalah PERANCANGAN ALLAH..
Kita BERKAWAN begitu lama bertahan
pun ALLAH yang RANCANG..
Kita dikurniakan RASA SUKA antara
satu sama lain juga, ALLAH yang BERI..
Kita masih BERSAMA walau banyak
dugaan menimpa, ALLAH yang
ATURKAN..
Kita dikurniakan KESEDARAN dan
KEINSAFAN juga kerana ALLAH SAYANG
PADA KITA..
Kita BERJAUHAN untuk mencapai
REDHA-NYA juga, DIA yang RANCANG...
Kita BERDOA untuk KEBAHAGIAAN
masing2 juga, ALLAH yang DETIKKAN
dalam hati kita..
dan ketahuilah, sama ada hubungan
kita akan BERKEKALAN sehingga ke
SYURGA atau TERPUTUS di TENGAH
JALAN juga
ALLAH yang akan tentukan...
jadi, usah risau..
andai kamulah jodoh yang ditetapkan
ALLAH di Luh Mahfuz untukku...
InsyaAllah kita akan BERSATU juga
walau dipisahkan dengan jarak dan
masa...
DI MANA SALAHNYA...???
''(Sebagian Alasan Kenapa Dokter Dokter Di Negara Maju "pelit" Kasih Obat ke Anak yg Sakit...)''
Malik tergolek lemas. Matanya sayu. Bibirnya pecah-pecah. Wajahnya kian tirus. Di mataku ia berubah seperti anak dua tahun kuran...g gizi. Biasanya aku selalu mendengar celoteh dan tawanya di pagi hari. Kini tersenyum pun ia tak mau. Sesekali ia muntah. Dan setiap melihatnya muntah, hatiku ...tergores-gores rasanya. Lambungnya diperas habis-habisan seumpama ampas kelapa yang tak lagi bisa mengeluarkan santan. Pedih sekali melihatnya terkaing-kaing seperti itu.
Waktu itu, belum sebulan aku tinggal di Belanda, dan putraku Malik terkena demam tinggi. Setelah tiga hari tak juga ada perbaikan aku membawanya ke huisart (dokter keluarga) kami, dokter Knol namanya.
"Just wait and see. Don’t forget to drink a lot. Mostly this is a viral infection." kata dokter tua itu.
"Ha? Just wait and see? Apa dia nggak liat anakku dying begitu?" batinku meradang. Ya…ya…aku tahu sih masih sulit untuk menentukan diagnosa pada kasus demam tiga hari tanpa ada gejala lain. Tapi masak sih nggak diapa-apain. Dikasih obat juga enggak! Huh! Dokter Belanda memang keterlaluan! Aku betul-betul menahan kesal.
"Obat penurun panas Dok?" tanyaku lagi.
"Actually that is not necessary if the fever below 40 C."
Waks! Nggak perlu dikasih obat panas? Kalau anakku kenapa-kenapa memangnya dia mau nanggung? Kesalku kian membuncah.
Tapi aku tak ingin ngeyel soal obat penurun panas. Sebetulnya di rumah aku sudah memberi Malik obat penurun panas, tapi aku ingin dokter itu memberi obat jenis lain. Sudah lama kudengar bahwa dokter disini pelit obat. Karena itu aku membawa setumpuk obat-obatan dari Indonesia, termasuk obat penurun panas.
Dua hari kemudian, demam Malik tak kunjung turun dan frekuensi muntahnya juga bertambah. Aku segera kembali ke dokter. Tapi si dokter tetap menyuruhku wait and see. Pemeriksaan laboratorium baru akan dilakukan bila panas anakku menetap hingga hari ke tujuh.
"Anakku ini suka muntah-muntah juga Dok," kataku.
Lalu si dokter menekan-nekan perut anakku. "Apakah dia sudah minum suatu obat?"
Aku mengangguk. "Ibuprofen syrup Dok," jawabku.
Eh tak tahunya mendengar jawabanku, si dokter malah ngomel-ngomel,"Kenapa kamu kasih syrup Ibuprofen? Pantas saja dia muntah-muntah. Ibuprofen itu sebaiknya tidak diberikan untuk anak-anak, karena efeknya bisa mengiritasi lambung. Untuk anak-anak lebih baik beri paracetamol saja."
Huuh! Walaupun dokter itu mengomel sambil tersenyum ramah, tapi aku betul-betul jengkel dibuatnya. Jelek-jelek begini gue lulusan fakultas kedokteran tau! Nah kalau buat anak nggak baik kenapa di Indonesia obat itu bertebaran! Batinku meradang.
Untungnya aku masih bisa menahan diri. Tapi setibanya dirumah, suamiku langsung menjadi korban kekesalanku."Lha wong di Indonesia, dosenku aja ngasih obat penurun panas nggak pake diukur suhunya je. Mau 37 keq, 38 apa 39 derajat keq, tiap ke dokter dan bilang anakku sakit panas, penurun panas ya pasti dikasih. Sirup ibuprofen juga dikasih koq ke anak yang panas, bukan cuma parasetamol. Masa dia bilang ibuprofen nggak baik buat anak!" Seperti rentetan peluru, kicauanku bertubi-tubi keluar dari mulutku.
"Mana Malik nggak dikasih apa-apa pulak, cuma suruh minum parasetamol doang, itu pun kalau suhunya diatas 40 derajat C! Duuh memang keterlaluan Yah dokter Belanda itu!"
Suamiku menimpali, "Lho, kalau Mama punya alasan, kenapa tadi nggak bilang ke dokternya?"
Aku menarik napas panjang. "Hmm…tadi aku sudah kadung bete sama si dokter, rasanya ingin buru-buru pulang saja. Tapi…alasannya apa ya?"
Mendadak aku kebingungan. Aku akui, sewaktu praktek menjadi dokter dulu, aku lebih banyak mencontek apa yang dilakukan senior. Tiga bulan menjadi co-asisten di bagian anak memang membuatku kelimpungan dan belajar banyak hal, tapi hanya secuil-secuil ilmu yang kudapat. Persis seperti orang yang katanya travelling keliling Eropa dalam dua minggu. Menclok sebentar di Paris, lalu dua hari pergi ke Roma. Dua hari di Amsterdam, kemudian tiga hari mengunjungi Vienna. Puas beberapa hari berdiam di Berlin dan Swiss, kemudian waktu habis. Tibalah saatnya pulang lagi ke Indonesia. Tampaknya orang itu sudah keliling Eropa, padahal ia hanya mengunjungi ibukota utama saja. Masih banyak sekali negara dan kota-kota di Eropa yang belum disambanginya. Dan itu lah yang terjadi pada kami, pemuda-pemudi fresh graduate from the oven Fakultas Kedokteran. Malah kadang-kadang apa yang sudah kami pelajari dulu, kasusnya tak pernah kami jumpai dalam praktek sehari-hari. Berharap bisa memberikan resep cespleng seperti dokter-dokter senior, akhirnya kami pun sering mengintip resep ajian senior!
Setelah Malik sembuh, beberapa minggu kemudian, Lala, putri pertamaku ikut-ikutan sakit. Suara Srat..srut..srat srut dari hidungnya bersahut-sahutan. Sesekali wajahnya memerah gelap dan bola matanya seperti mau copot saat batuknya menggila. Kadang hingga bermenit-menit batuknya tak berhenti. Sesak rasanya dadaku setiap kali mendengarnya batuk. Suara uhuk-uhuk itu baru reda jika ia memuntahkan semua isi perut dan kerongkongannya. Duuh Gustiiii…kenapa tidak Kau pindahkan saja rasa sakitnya padaku Nyerii rasanya hatiku melihat rautnya yang seperti itu. Kuberikan obat batuk yang kubawa dari Indonesia pada putriku. Tapi batuknya tak kunjung hilang dan ingusnya masih meler saja. Lima hari kemudian, Lala pun segera kubawa ke huisart. Dan lagi-lagi dokter itu mengecewakan aku.
"Just drink a lot," katanya ringan.
Aduuuh Dook! Tapi anakku tuh matanya sampai kayak mata sapi melotot kalau batuk, batinku kesal.
"Apa nggak perlu dikasih antibiotik Dok?" tanyaku tak puas.
"This is mostly a viral infection, no need for an antibiotik," jawabnya lagi.
Ggrh…gregetan deh rasanya. Lalu ngapain dong aku ke dokter, kalo tiap ke dokter pulang nggak pernah dikasih obat. Paling enggak kasih vitamin keq! omelku dalam hati.
"Lalu Dok, buat batuknya gimana Dok? Batuknya tuh betul-betul terus-terusan," kataku ngeyel.
Dengan santai si dokter pun menjawab,"Ya udah beli aja obat batuk Thyme syrop. Di toko obat juga banyak koq."
Hmm…lumayan lah… kali ini aku pulang dari dokter bisa membawa obat, walau itu pun harus dengan perjuangan ngeyel setengah mati dan walau ternyata isi obat Thyme itu hanya berisi ekstrak daun thyme dan madu.
"Kenapa sih negara ini, katanya negara maju, tapi koq dokternya kayak begini." Aku masih saja sering mengomel soal huisart kami kepada suamiku. Saat itu aku memang belum memiliki waktu untuk berintim-intim dengan internet. Jadi yang ada di kepalaku, cara berobat yang betul adalah seperti di Indonesia. Di Indonesia, anak-anakku punya langganan beberapa dokter spesialis anak. Dokter-dokter ini pernah menjadi dosenku ketika aku kuliah. Maklum, walaupun aku lulusan fakultas kedokteran, tapi aku malah tidak pede mengobati anakanakku sendiri. Dan walaupun anak-anakku hanya menderita penyakit sehari-hari yang umum terjadi pada anak seperti demam, batuk pilek, mencret, aku tetap membawa mereka ke dokter anak. Meski baru sehari, dua atau tiga hari mereka sakit, buru-buru mereka kubawa ke dokter. Tak pernah aku pulang tanpa obat. Dan tentu saja obat dewa itu, sang antibiotik, selalu ada dalam kantong plastik obatku.
Tak lama berselang putriku memang sembuh. Tapi sebulan kemudian ia sakit lagi. Batuk pilek putriku kali ini termasuk ringan, tapi hampir dua bulan sekali ia sakit. Dua bulan sekali memang lebih mendingan karena di Indonesia dulu, hampir tiap dua minggu ia sakit. Karena khawatir ada yang tak beres, lagi-lagi aku membawanya ke huisart.
"Dok anak ini koq sakit batuk pilek melulu ya, kenapa ya Dok.?
Setelah mendengarkan dada putriku dengan stetoskop, melihat tonsilnya, dan lubang hidungnya,huisart-ku menjawab,"Nothing to worry. Just a viral infection."
Aduuuh Doook… apa nggak ada kata-kata lain selain viral infection seh! Lagilagi aku sebal.
"Tapi Dok, dia sering banget sakit, hampir tiap sebulan atau dua bulan Dok," aku ngeyel seperti biasa.
Dokter tua yang sebetulnya baik dan ramah itu tersenyum. "Do you know how many times normally children get sick every year?"
Aku terdiam. Tak tahu harus menjawab apa. "enam kali," jawabku asal.
"Twelve time in a year, researcher said," katanya sambil tersenyum lebar. "Sebetulnya kamu tak perlu ke dokter kalau penyakit anakmu tak terlalu berat," sambungnya.
Glek! Aku cuma bisa menelan ludah. Dijawab dengan data-data ilmiah seperti itu, kali ini aku pulang ke rumah dengan perasaan malu. Hmm…apa aku yang salah? Dimana salahnya? Ah sudahlah…barangkali si dokter benar, barangkali memang aku yang selama ini kurang belajar.
Setelah aku bisa beradaptasi dengan kehidupan di negara Belanda, aku mulai berinteraksi dengan internet. Suatu saat aku menemukan artikel milik Prof. Iwan Darmansjah, seorang ahli obat-obatan dari Fakultas Kedokteran UI. Bunyinya begini: "Batuk - pilek beserta demam yang terjadi sekali-kali dalam 6 - 12 bulan sebenarnya masih dinilai wajar. Tetapi observasi menunjukkan bahwa kunjungan ke dokter bisa terjadi setiap 2 - 3 minggu selama bertahun-tahun." Wah persis seperti yang dikatakan huisartku, batinku. Dan betul anak-anakku memang sering sekali sakit sewaktu di Indonesia dulu.
"Bila ini yang terjadi, maka ada dua kemungkinan kesalahkaprahan dalam penanganannya," Lanjut artikel itu. "Pertama, pengobatan yang diberikan selalu mengandung antibiotik. Padahal 95% serangan batuk pilek dengan atau tanpa demam disebabkan oleh virus, dan antibiotik tidak dapat membunuh virus. Di lain pihak, antibiotik malah membunuh kuman baik dalam tubuh, yang berfungsi menjaga keseimbangan dan menghindarkan kuman jahat menyerang tubuh. Ia juga mengurangi imunitas si anak, sehingga daya tahannya menurun. Akibatnya anak jatuh sakit setiap 2 - 3 minggu dan perlu berobat lagi.
Lingkaran setan ini: sakit –> antibiotik-> imunitas menurun -> sakit lagi, akan membuat si anak diganggu panas-batuk-pilek sepanjang tahun, selama bertahun-tahun."
Hwaaaa! Rupanya ini lah yang selama ini terjadi pada anakku. Duuh…duuh..kemana saja aku selama ini sehingga tak menyadari kesalahan yang kubuat sendiri pada anak-anakku. Eh..sebetulnya..bukan salahku dong. Aku kan sudah membawa mereka ke dokter spesialis anak. Sekali lagi, mereka itu dosenku lho! Masa sih aku tak percaya kepada mereka. Dan rupanya, setelah di Belanda 'dipaksa' tak lagi pernah mendapat antibiotik untuk penyakit khas anak-anak sehari-hari, sekarang kondisi anak-anakku jauh lebih baik. Disini, mereka jadi jarang sakit, hanya diawal-awal kedatangan saja mereka sakit.
Kemudian, aku membaca lagi artikel-artikel lain milik prof Iwan Darmansjah. Dan di suatu titik, aku tercenung mengingat kata-kata 'pengobatan rasional'. Lho…bukankah dulu aku juga pernah mendapatkan kuliah tentang apa itu pengobatan rasional. Hey! Lalu kemana perginya ingatan itu? Jadi, apa yang selama ini kulakukan, tidak meneliti baik-baik obat yang kuberikan pada anak-anakku, sedikit-sedikit memberi obat penurun panas, sedikit-sedikit memberi antibiotik, baru sehari atau dua hari anak mengalami sakit ringan seperti, batuk, pilek, demam, mencret, aku sudah panik dan segera membawa anak ke dokter, serta sedikit-sedikit memberi vitamin. Rupanya adalah tindakan yang sama sekali tidak rasional! Hmm... kalau begitu, sistem kesehatan di Belanda adalah sebuah contoh sistem yang menerapkan betul apa itu pengobatan rasional.
Belakangan aku pun baru mengetahui bahwa ibuprofen memang lebih efektif menurunkan demam pada anak, sehingga di banyak negara termasuk Amerika Serikat, ibuprofen dipakai secara luas untuk anakanak. Tetapi karena resiko efek sampingnya lebih besar, Belgia dan Belanda menetapkan kebijakan lain. Walaupun obat ibuprofen juga tersedia di apotek dan boleh digunakan untuk usia anak diatas 6 bulan, namun di kedua negara ini, parasetamol tetap dinyatakan sebagai obat pilihan pertama pada anak yang mengalami demam. "Duh, untung ya Yah aku nggak bilang ke huisart kita kalo aku ini di Indonesia adalah seorang dokter. Kalo iya malu-maluin banget nggak sih, ketauan begonya hehe," kataku pada suamiku.
Jadi, bagaimana dengan para orangtua di Indonesia? Aku tak ingin berbicara terlalu jauh soal mereka-mereka yang tinggal di desa atau orang-orang yang terpinggirkan, ceritanya bisa lain. Karena kekurangan dan ketidakmampuan, untuk kasus penyakit anak sehari-hari, orang-orang desa itu malah relatif 'terlindungi' dari paparan obat-obatan yang tak perlu. Sementara kita yang tinggal di kota besar, yang cukup berduit, sudah melek sekolah, internet dan pengetahuan, malah kebanyakan selalu dokter-minded dan gampang dijadikan sasaran oleh perusahaan obat dan media. Batuk pilek sedikit ke dokter, demam sedikit ke dokter, mencret sedikit ke dokter. Kalau pergi ke dokter lalu tak diberi obat, biasanya kita malah ngomel-ngomel, 'memaksa' agar si dokter memberikan obat. Iklan-iklan obat pun bertebaran di media, bahkan tak jarang dokter-dokter 'menjual' obat tertentu melalui media. Padahal mestinya dokter dilarang mengiklankan suatu produk obat.
Dan bagaimana pula dengan teman-teman sejawatku dan dosen-dosenku yang kerap memberikan antibiotik dan obat-obatan yang tidak perlu pada pasien batuk, pilek, demam, mencret? Malah aku sendiri dulu pun melakukannya karena nyontek senior. Apakah manfaatnya lebih besar dibandingkan resikonya? Tentu saja tidak. Biaya pengobatan membengkak, anak malah gampang sakit dan terpapar obat yang tak perlu. Belum lagi bahaya besar jelas mengancam seluruh umat manusia: superbug, resitensi antibiotik! Tapi mengapa semua itu terjadi?
Duuh Tuhan, aku tahu sesungguhnya Engkau tak menyukai sesuatu yang sia-sia dan tak ada manfaatnya. Namun selama ini aku telah alpa. Sebagai orangtua, bahkan aku sendiri yang mengaku lulusan fakultas kedokteran ini, telah terlena dan tak menyadari semuanya. Aku tak akan eling kalau aku tidak menyaksikan sendiri dan tidak tinggal di negeri kompeni ini. Apalagi dengan masyarakat awam, para orangtua baru yang memiliki anak-anak kecil itu. Jadi bagaimana mengurai keruwetan ini seharusnya? Uh! Memikirkannya aku seperti terperosok ke lubang raksasa hitam. Aku tak tahu, sungguh!
Tapi yang pasti kini aku sadar…telah terjadi kesalahan paradigma pada kebanyakan kita di Indonesia dalam menghadapi anak sakit. Disini aku sering pulang dari dokter tanpa membawa obat. Aku ke dokter biasanya 'hanya' untuk konsultasi, memastikan diagnosa penyakit anakku dan penanganan terbaiknya, serta meyakinkan diriku bahwa anakku baik-baik saja.
Tapi di Indonesia, bukankah paradigma yang masih kerap dipegang adalah ke dokter = dapat obat? Sehingga tak jarang dokter malah tidak bisa bertindak rasional karena tuntutan pasien. Aku juga sadar sistem kesehatan di Indonesia memang masih ruwet. Kebijakan obat nasional belum berpihak pada rakyat. Perusahaan obat bebas beraksi‘ tanpa ada peraturan dan hukum yang tegas dari pemerintah. Dokter pun bebas meresepkan obat apa saja tanpa ngeri mendapat sangsi. Intinya, sistem kesehatan yang ada di Indonesia saat ini membuat dokter menjadi sulit untuk bersikap rasional.
Lalu dimana ujung pangkal salahnya? Ah rasanya percuma mencari-cari ujung pangkal salahnya. Menunjuk siapa yang salah pun tak ada gunanya. Tapi kondisi tersebut jelas tak bisa dibiarkan. Siapa yang harus memulai perubahan? Pemerintah, dokter, petugas kesehatan, perusahaan obat, tentu semua harus berubah. Namun, dalam kondisi seperti ini, mengharapkan perubahan kebijakan pemerintah dalam waktu dekat sungguh seperti pungguk merindukan bulan. Yang pasti, sebagai pasien kita pun tak bisa tinggal diam. Siapa bilang pasien tak punya kekuatan untuk merubah sistem kesehatan? Setidaknya, bila pasien 'bergerak', masalah kesehatan di Indonesia, utamanya kejadian pemakaian obat yang tidak rasional dan kesalahan medis tentu bisa diturunkan.
(Dikutip dari buku "Smart Patient" karya dr. Agnes Tri Harjaningrum)
Saturday, May 19, 2012
Ketika Qta Jatuh Cinta
Izinkanlah saya menuliskan sedikit tentang sebuah rasa, rasa aneh yang bersemayam di hati tiap-tiap diri. Mari kita bicara sedikit tentang cinta. Lebih tepatnya perihal yang terjadi saat kita memaksakan hal super rumit bernama cinta ini.
Cinta, uhm.. Siapa sih yang tak kenal cinta? Ntah itu love, mahabbah, ai, sarang, apapun. Rasanya semua tahu apa itu cinta, hubungan batin antara sepasang anak manusia. Kata orang, manusia tidak bisa hidup tanpa cinta. Kata Nasionalis Legendaris dari India, Mahatma Gandhi, “Where there is love, there is life.” Kata Safira Khansa, “Jika aku jatuh cinta, maka itu haruslah saat aku telah memiliki seorang yang halal bagiku.” Sedangkan firman Sang Penguasa Cinta:
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal sholih,kelak ALLAH Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang.”(Q.S. Maryam: 96)
Tiap titik di dunia ini adalah dari ALLAH, pun akan kembali pada-Nya. Termasuk di dalamnya cinta, datang dan pergi atas kehendak-Nya. Then, what is that, love? Mungkin bisa dibilang, seperti kata orang, “Love is something easy to feel, but impossible to define.” ^^ I don’t really know, hhe.
Hm, pernah baca hadits ini?
“Wahai Muhammad, hiduplah sesukamu tapi kau pasti mati.Berbuatlah sekehendakmu tapi kau pasti dibalas.Dan cintailah siapapun yang kau mau tapi engkau pasti berpisah dengannya.” (HR. ath-Thabrani)
Waah, sebuah sindiran hebat bagi kita yang tak sabar dalam menjalin cinta. Sindiran yang sangat pas ‘tuk menggambarkan betapa seharusnya kita bersabar, menanti cinta yang halal. Walau kadang rapuh, tapi itu jauh lebih mudah dan barokah daripada memaksakan diri menjalin cinta yang tak kenal arah. ^^ (Tahulah ya, maksud saya, ntah itu pa**ran, HTS, TTM, apapun istilahnya)
Kenapa Kadang Kita Tidak Sabar?
Takut tidak dapat jodoh? Hm, moso sih? Mungkin lebih tepat dikatakan bahwa “hal itu” dilakoni oleh mereka yang tidak mau meyakini Kekuasaan dan ketetapan ALLAH. Maksa. Takut “Si dia diambil orang”. Duhai, telah Rasululloh ajarkan pada kita :
“Sesungguhnya perempuan diciptakan dari tulang rusuk (yang bengkok), (sehingga) dia tidak bisa terus-menerus (dalam keadaan) lurus jalan (hidup)-nya.” (HR. Muslim no. 1468)
Sangaaat jarang diingat, jodoh itu takkan tertukar, apalagi hilang. Perempuan (Hawa) itu, diciptakan dari tulang rusuknya laki-laki (Nabi Adam ‘Alayhi Salam), jadi tidak mungkin seorang ikhwan (laki-laki) memaksakan diri mencocokkan tulang rusuk orang lain dengannya. Katakanlah begini, ia mencoba memiliki hal yang “bukan haknya”, atau belum menjadi haknya, ya tidak bisa..
Demi ALLAH Yang Maha Menguasai hati, ana mengingatkan kita (termasuk ana pribadi), bahwa tiap-tiap kita telah disiapkan jodoh, langsung, eksekutif dari ALLAH. Telah dikabarkan-Nya pada kita:
“Dan Kami jadikan kamu berpasang-pasangan.” (Q.S. an-Naba’: 8)
Nah tu, ALLAH telah menjamin, kenapa kita takut? Kenapa ragu? Satu ayat ini saja rasanya sudah cukup ampuh untuk menguatkan kita berjuang sendiri dulu. Insya ALLAH..
Jangan kau khawatir, adalah keniscayaan bahwa jodoh yang ALLAH pilihkan untuk kita akan datang merangkul kita, ialah yang terbaik & terindah, dan tidak akan meninggalkan kita. Ialah tempat berteduh bila hati terasa penat, tempat bersandar bila kepala terasa berat, dan tempat berlabuh bila batin sedang tertatih. Kini, tinggal bagaimana cara kita menantinya, menunggunya dengan sabar dan tabah. Insya ALLAH..
Ya, tidak banyak di antara kita yang mampu (baca: mau) bersabar menanti pujaan hati sejati. Saudaraku yang baik, ingatlah ini selalu (mengingatkan diri sendiri juga), bahwa:
“… Sesungguhnya waktu (yang dijanjikan) ALLAH itu, pasti datang…” (Q.S. al-‘Ankabuut : 5)
Sudah pasti itu. Mau di ujung Samudera atau di puncak Himalaya, akan datang masa indah bertemu si cinta. Insya ALLAH..
Terus, Piyeee dong?
“Telah pasti datangnya ketetapan ALLAH, maka janganlah kamu meminta agar disegerakan (datang)-nya.” (Q.S. an-Nahl : 1)
Itulah sebuah potongan kalam ALLAH yang menjelaskan kepada kita, bahwa akan ada masa saat harapan kita jadi kenyataan. PASTI. Akan ada waktu saat kita menikmati buah pohon kesabaran kita, Saudaraku. Segala sesuatu di dunia ini indah, sungguh. Namun pada waktunya.
Jadii.. Mari jadikan sabar sebagai pilihan kita..
“Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu…” (Q.S. al-Baqarah : 45)
Lantas, apa ini artinya ana menentang cinta? Wah tidaak. Rasululloh saja tidak pernah melarang,
“Tidak beriman diantara kamu hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari, Muslim, at-Tirmidzi, an-Nasai, Ibnu Maajah, Ahmad)
Na’am, cinta sangat dianjurkan dalam Agama-Nya. Namun, sekali lagi ana ulang, cinta yang seperti itu akan ada setelah waktunya tiba. Kini kita hanya harus bersabar dalam usaha, bukan usaha tidak sabar. Daripada ALLAH marah, murka karena kita membutakan diri dengan cinta yang bukan karena-Nya, tidak halal dan “maksa”. Karena ketahuilah,
Asma’ binti Abu Bakar meriwayatkan, suatu saat beliau mendengar Rasululloh Shollollohu ‘Alayhi Wasallam bersabda, “Tidak ada seorang pun yang lebih pencemburu, daripada ALLAH ‘Azza Wajalla.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Wah, kalau seharian kita mikirin si diaa mulu, tiap saat ingat diaa terus. Sampai lupa makan lupa mandi, apa itu menyenangkan ALLAH? Tidak.. ^^ Rasanya semua sudah menangkap maksud ana, cinta yang halal adalah pilihan terbaik ‘tuk dijalani. Cinta yang karena-Nya, adalah jalan terbaik ‘tuk ditapaki.
Tengoklah kisah Rasululloh Shallollohu ‘Alayhi Wasallam yang sangat mencintai isterinya ‘Aisyah binti Abu Bakar. Beliau bahkan menyapanya Humaira’ (yang kemerah-merahan). Mesra, kan? Apa sih yang menyebabkan kekukuhan cinta beliau? Ya benar, karena itu karena-Nya, dan dijaga pula oleh-Nya. Sungguh, cinta yang kukuh, hanya akan ada dari cinta yang datang dan dipelihara karena ALLAH. Bukan karena cantik, karena cerdas, kaya, keren, atau karena nafsu. Hanya karena ALLAH saja.
“Barang siapa memberi karena ALLAH, menolak karena ALLAH, mencintai karena ALLAH, membenci karena ALLAH, dan menikah karena ALLAH, maka sempurnalah imannya.” (HR. Abu Dawud)
Ya, semua adalah karena-Nya, bukan yang lain. Pun cinta, mencintai karena ALLAH. Cintailah orang yang menempatkan ALLAH di posisi paling eksekutif di hatinya, hingga dialah yang ‘kan membantu kita ‘tuk lebih dekat dengan-Nya. Karena nanti, di akhirat kelak, ALLAH akan menagih cinta yang kita miliki dan pertahankan. Tentang hal yang kita rasa karena-Nya.
“Sesungguhnya ALLAH Subhanahu Wata’ala mengatakan pada hari kiamat akan memanggil, ‘Manakah orang-orang yang saling mencintai hanya karena Aku? Pada hari ini Aku akan melindungi mereka di hari yang tidak ada tempat berteduh dan berlindung kecuali perlindungan-Ku.’ ” (HR. Muslim)
Tidak hanya itu, ALLAH telah berjanji untuk mereka yang mencintai manusia karena ALLAH (yang tentunya cinta tertinggi di hatinya adalah untuk-Nya). Rasululloh Shallollohu ‘Alayhi Wasallam bersabda, “Sesungguhnya ALLAH Ta’ala berfirman:
“Barangsiapa memusuhi kekasih-Ku, maka Aku memberitahukan padanya bahwa ia akan Kuperangi – Kumusuhi. Dan tidaklah seseorang hamba-Ku itu mendekat pada-Ku dengan sesuatu yang amat Kucintai lebih daripada apabila ia melakukan apa-apa yang telah Kuwajibkan padanya.
“Dan tidaklah seseorang hamba-Ku itu mendekatkan pada-Ku dan melakukan hal-hal yang sunnah sehingga akhirnya Aku mencintainya. Maka apabila Aku telah mencintainya, Akulah yang sebagai telinganya yang ia gunakan untuk mendengar, Akulah matanya yang ia gunakan untuk melihat, Akulah tangannya yang ia gunakan untuk mengambil dan Akulah kakinya yang ia gunakan untuk berjalan.
“Andaikata ia meminta sesuatu pada-Ku, pastilah Ku-beri dan andaikata memohonkan perlindungan pada-Ku, pastilah Ku-lindungi.” (Riwayat Bukhari)
Subhanallooh.. Begitu manis gambaran betapa dahsyatnya kasih sayang yang ALLAH hidupkan di tiap hati hamba yang mencintai-Nya. Janji ALLAH begitu hebat dan menggoncangkan raga dan jiwa.
Duhaiii.. Cinta yang dahsyat itu tidak akan pernah kita temui pada siapapun yang kita “inginkan” saat ini, pada siapapun yang kita “angan-angankan” sekarang. Kasarnya, tidak akan pernah kita raih kebahagiaan sejati dari cinta yang sebenarnya lebih tepat dibilang “nafsu”.
Karena cinta yang kukuh, agung dan barokah, hanya akan didapatkan setelah kita mencintai-Nya, menjaga hati untuk-Nya, dan mencintai selain-Nya karena-Nya juga.. Karena ia yang mencintai kita dengan sebenar-benar cinta, adalah yang tidak akan pernah “meminta” sebelum ijab dan qobul terikrarkan di antara kita dengannya. Cinta yang baik itu, datang dari ia yang lebih khawatir akan kemurkaan ALLAH daripada kemurkaan manusia.
Merenung ah,,,, Jika ada seseorang yang terlampau dekat dengan kita, ketahuilah bahwa syaithon sedang bermain-main di kepala kita. Terus menggerayangi kita untuk berbuat dosa, menjerumuskan diri kita dan ia yang kita “cintai” dalam gelimang lumpur ketidakhalalan. Sampai akhirnya ALLAH cemburu, murka dan tidak mempedulikan kita lagi.. Astahgfirullooh..
Sabarlah dengan sebenar-benar sabar,,,,[saya juga nihh,,, ^__^] karena janji ALLAH setelah sabar itu jauh lebih indah dari apapun yang terlihat indah dari ketidaksabaran yang dipaksa indahnya.. Insya ALLAH.
.
Subscribe to:
Posts (Atom)